Prasasti Bertuliskan Aksara Jawa Ditemukan
Ekskavasi
Hari Ketiga di Situs Gemekan
10 FEBRUARI 2022, 08: 05: 59 WIB | EDITOR : FENDY HERMANSYAH
DIEVAKUASI: Tim ekskavasi Situs
Gemekan, di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, tengah mengangkat
batu prasasti ke permukaan tanah, kemarin. (Martda Vadetya/jawaposradarmojokerto.id)
SOOKO, Jawa Pos Radar Mojokerto - Tim ekskavasi Situs Gemekan di
Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, menemukan prasasti sejumlah
artefak dan prasasti bertulisan aksara jawa kuno. Diperkirakan, temuan ini
berasal dari sebelum era Majapahit.
Prasasti ditemukan tim
ekskavasi sekitar pukul 14.30 kemarin. Itu setelah tim melakukan penggalian di
sisi tengah dan penyisiran di sisi timur situs. Prasasti ini ditemukan di
bagian tengah situs tertimbun tanah di kedalaman dua meter. Benda cagar budaya
persegi enam itu ditemukan dalam kondisi patah. ’’Banyak tulisan aksara jawa
bahkan itu sampai di sisi sampingnya,’’ ujar Pamong Ahli Budaya Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Andi Muhammad Said.
Menurutnya, guratan di atas batu
berdiameter sekitar 80 sentimeter itu meruapakan aksara jawa kuno. Namun,
pihaknya belum bisa berbicara banyak soal isi dan pesan pahatan tersebut.
Sebab, hal tersebut memerlukan proses penafsiran dan pengkajian oleh tim ahli.
’’Ini aksara jawa kuno. Cuma untuk
pastinya masih perlu pengkajian lebih lanjut. Diprediksi ini dibuat sebelum era
majapahit, mungkin sekitar abad 10,’’ ungkapnya.
Menurutnya, meskipun lokasi situs
tak jauh dari Trowulan, tidak menjamin cagar budaya itu salah satu bagiannya.
’’Wilayahnya memang masuk Majapahit, tapi eranya kan belum tentu. Tapi itu
perlu kita kaji lagi,’’ imbuhnya.
Sayangnya, salah satu penemuan spektakuler
itu dibarengi dengan kerusakan di hampir seluruh bagian struktur situs. Selama
tiga hari penggalian, kerusakan ditemukan pada sisi utara dan timur. Belum
lagi, Situs Gemekan merupakan struktur bagian kaki dan pondasi bangunan yang
disinyalir adalah candi.
’’Area atas yang menutupi bagian
prasasti ini growol semua. Tidak ada struktur yang tertata. Semuanya hancur,
mungkin lebih dari 60 persen dari struktur ini kondisinya rusak,’’ urainya.
Disinyalir, kondisi tersebut akibat
penjarahan oknum pemburu harta karun yang sudah sejak puluhan tahun lalu.
’’Bukan dirusak oleh masyarakat sekitar, justru mereka mensakralkan situs ini.
Namun, dulu ada oknum yang menggali untuk mencari harta karun, itu ada (bekas)
penjarahannya,’’ sebutnya.
Hingga
kemarin petang, proses evakuasi prasasti tengah berlangsung. Rencananya, benda
bersejarah itu bakal diamankan ke kantor BPCB Jatim Trowulan. ’’Untuk sementara
ini prasasti dibawa ke kantor BPCB Jatim untuk keperluan pembacaan, penafsiran,
dan pemaknaan prasasti. Tapi apakah ini mau diserahkan atau dipinjamkan ke
BPCB? Itu masih dalam perundingan," sebut Sekretaris Desa Gemekan Hendra
Agung. (vad/ron)